Home Blog Apa Itu Inflasi dan Deflasi? Perbedaan dan Pengaruhnya terhadap Ekonomi Finance | Indonesia | Resliensi Keuangan dan Operasional Bisnis Apa Itu Inflasi dan Deflasi? Perbedaan dan Pengaruhnya terhadap Ekonomi InCorp Editorial Team 21 November 2024 7 reading time Table of Contents Pengertian Inflasi dan Deflasi Penyebab Inflasi dan Deflasi Contoh Inflasi dan Deflasi Dampak Inflasi dan Deflasi Cara Mengatasi Inflasi dan Deflasi Kesimpulan Dalam dunia ekonomi, istilah inflasi dan deflasi sering muncul dan memiliki pengaruh besar terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Apa itu inflasi dan deflasi? Inflasi merujuk pada kondisi di mana harga barang dan jasa meningkat secara umum, sedangkan deflasi adalah kebalikan dari inflasi, di mana harga barang dan jasa mengalami penurunan. Memahami konsep ini sangat penting, karena inflasi dan deflasi dapat memengaruhi daya beli masyarakat, stabilitas ekonomi, dan kebijakan pemerintah. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang inflasi dan deflasi, serta cara-cara untuk mengatasinya. Pengertian Inflasi dan Deflasi Inflasi dan deflasi adalah kondisi ekonomi suatu negara yang keduanya berpengaruh pada perubahan harga barang dan jasa, baik naik maupun turun. Lantas, apa perbedaan inflasi dan deflasi? Apa Itu Inflasi? Secara umum, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, bukan hanya dalam satu hari. Inflasi dapat disebabkan oleh tekanan dari sisi penawaran, permintaan, maupun ekspektasi inflasi. Inflasi sebenarnya dapat membawa dampak positif maupun negatif, tergantung kepentingan pihak yang terlibat. Misalnya, bagi investor yang memiliki aset properti, inflasi dapat dianggap menguntungkan karena nilai aset mereka ikut meningkat. Apa Itu Deflasi? Di sisi lain, deflasi adalah kondisi di mana nilai mata uang meningkat, namun harga barang dan jasa justru terus menurun seiring waktu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Jika deflasi terjadi secara berkelanjutan, hal ini menandakan kondisi ekonomi suatu negara yang kurang sehat. Salah satu penyebab deflasi adalah menurunnya permintaan. Selain itu, tingginya jumlah produksi barang yang sama dalam waktu bersamaan juga dapat menjadi faktor pendorong deflasi. Ketika masyarakat melihat harga barang terus menurun, mereka cenderung menunda pembelian dengan harapan harga akan semakin murah di masa mendatang. Akibatnya, pendapatan menurun dan aktivitas ekonomi di daerah tertentu pun berkurang. READ MORE:Kenali Profesi Konsultan Pajak: Definisi, Fungsi & TugasnyaMengenal Tingkat Risiko Kegiatan Usaha Melalui OSS RBAMemahami Peluang Investasi PMDN dan PMA di Indonesia Penyebab Inflasi dan Deflasi Inflasi dan deflasi adalah dua kondisi ekonomi yang sering menjadi indikator kesehatan finansial suatu negara. Keduanya memiliki dampak yang besar pada harga barang dan jasa yang kita konsumsi sehari-hari. Penyebab Inflasi Berikut adalah beberapa faktor penyebab inflasi: Besarnya Jumlah Uang Beredar Bank Indonesia tidak mencetak uang sembarangan dan tidak membagikannya bebas kepada masyarakat untuk menghindari inflasi. Jumlah uang yang beredar yang terlalu besar dapat meningkatkan daya beli masyarakat, yang mendorong kenaikan harga barang dan jasa. Hal ini juga dapat memengaruhi nilai mata uang. Utang Nasional Peningkatan utang nasional dapat menyebabkan inflasi. Ketika utang negara naik, pemerintah sering meningkatkan jumlah uang yang beredar atau menaikkan pajak domestik untuk membayar utang tersebut. Kedua langkah ini dapat memicu inflasi jika dilakukan secara berlebihan. Permintaan yang Tinggi atas Barang dan Jasa Ketika permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat, harga akan cenderung naik. Perusahaan juga mengalami kenaikan biaya produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut, sehingga kenaikan harga dapat terus berlangsung. Penyebab Deflasi Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya deflasi: Persaingan Ketat Antara Perusahaan Ketika perusahaan bersaing secara ketat dengan kompetitornya, mereka sering menurunkan harga untuk menarik perhatian konsumen. Jika strategi ini berlangsung lama, dapat menyebabkan deflasi, terutama jika penurunan harga diikuti oleh produk lainnya. Inovasi Produk Inovasi yang berhasil menekan biaya produksi menjadi lebih efisien dapat menyebabkan deflasi. Perusahaan yang mengalami penurunan biaya produksi mungkin merasa perlu menurunkan harga barang dan jasa agar sesuai dengan biaya yang lebih rendah. Inovasi ini, yang meningkatkan efisiensi kerja, berpotensi mendorong terjadinya deflasi. Penurunan Pasokan Mata Uang Bank Indonesia harus menjaga jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam batas yang tepat, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keduanya dapat menyebabkan inflasi atau deflasi. Jika jumlah uang beredar terlalu rendah, daya beli masyarakat akan menurun, memaksa perusahaan untuk menurunkan harga barang dan jasa. Contoh Inflasi dan Deflasi Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa deflasi Indonesia 2024 dimulai pada bulan Mei dengan angka 0,03 persen. Angka ini kemudian mengalami penurunan menjadi 0,08 persen pada bulan Juni, 0,18 persen di bulan Juli, 0,03 persen pada Agustus, dan 0,12 persen di bulan September. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Januari mencatat inflasi sebesar 0,04 persen, diikuti oleh inflasi 0,37 persen pada Februari, 0,52 persen pada Maret, dan 0,24 persen pada April. Angka deflasi ini mencerminkan kondisi terburuk yang pernah terjadi di Indonesia sejak tahun 1999, dan merupakan periode terakhir negara ini mengalami deflasi berturut-turut selama pandemi Covid-19. Dampak Inflasi dan Deflasi Baik inflasi maupun deflasi memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Memahami dampak dari kedua kondisi ini sangat penting untuk memutuskan kebijakan yang tepat dan menjaga keseimbangan ekonomi yang sehat. Dampak Inflasi Berikut adalah beberapa konsekuensi dari inflasi jika tidak ditangani dengan segera: Menurunnya Daya Beli Masyarakat Kenaikan harga barang dan jasa membuat uang yang sama dapat membeli barang yang lebih sedikit. Meningkatnya Kemiskinan Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan pendapatan riil masyarakat. Hal ini berakibat pada menurunnya standar hidup dan meningkatnya tingkat kemiskinan. Terganggunya Stabilitas Ekonomi Ketidakpastian di antara pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan mengenai konsumsi, investasi, dan produksi dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Dampak Deflasi Deflasi juga memiliki dampak negatif terhadap perekonomian, yaitu: Penurunan Permintaan Masyarakat Penurunan permintaan mengakibatkan konsumsi rumah tangga, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, juga menurun. Menurunnya Tingkat Investasi Dalam situasi deflasi, pengusaha atau investor mungkin memperkirakan bahwa harga akan terus turun, sehingga potensi keuntungan dari investasi baru menjadi lebih rendah. Meningkatnya Jumlah Pengangguran Perusahaan yang mengurangi produksi dan menunda investasi dapat menyebabkan penurunan upah dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang berujung pada meningkatnya tingkat pengangguran. Risiko Meningkatnya Resesi Ekonomi Kondisi deflasi dapat meningkatkan risiko terjadinya resesi, mengganggu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Cara Mengatasi Inflasi dan Deflasi Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah dan pengusaha untuk mengatasi inflasi dan deflasi: Mengurangi Pengeluaran Pemerintah Untuk menanggulangi inflasi, pemerintah perlu membatasi permintaan barang dan jasa. Salah satu cara adalah dengan mengevaluasi anggaran dan mengurangi pengeluaran untuk kegiatan yang tidak mendesak, seperti studi banding. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka Untuk meningkatkan jumlah barang yang tersedia, pemerintah harus menerapkan kebijakan yang mendorong peningkatan produksi. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan insentif atau subsidi kepada perusahaan yang memenuhi target tertentu. Selain itu, pemerintah juga dapat menurunkan bea masuk barang impor untuk meningkatkan pasokan dan mengatasi inflasi. Penyesuaian Tarif Pajak Dalam situasi inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak bagi perusahaan, sekaligus membatasi konsumsi di kalangan rumah tangga. Pembatasan konsumsi ini diharapkan dapat menurunkan harga barang dan jasa. Sebaliknya, jika terjadi deflasi, pemerintah perlu menurunkan tarif pajak agar perusahaan lebih berani berinvestasi dan menjalankan aktivitas bisnis, yang pada gilirannya akan memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat. Implementasi Kebijakan Moneter Cara mengatasi deflasi, pemerintah perlu menerapkan kebijakan moneter. Bank sentral harus merumuskan peraturan yang bertujuan meningkatkan jumlah uang yang beredar dan menstabilkan ekonomi. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menurunkan suku bunga, sehingga masyarakat cenderung menginvestasikan uang mereka daripada menyimpannya di bank. Meningkatkan Upah Pekerja Kenaikan upah dapat meningkatkan daya beli masyarakat, yang akan membantu memperbaiki keadaan ekonomi. Ketika permintaan dan penawaran kembali seimbang, harga barang juga akan normal. Kesimpulan Untuk menghadapi tantangan inflasi dan deflasi, sangat penting bagi Anda sebagai pelaku bisnis untuk memiliki strategi yang tepat dalam mengelola keuangan dan investasi. InCorp Indonesia hadir untuk membantu Anda beradaptasi dengan perubahan ekonomi dengan menawarkan berbagai layanan, seperti: Layanan Manajemen Risiko: Kami dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang dapat mempengaruhi stabilitas operasional perusahaan. Layanan Ketahanan Finasial dan Operasional: Kami menawarkan solusi untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memaksimalkan profitabilitas. Isi form di bawah dan temukan solusi terbaik dalam melewati masa-masa yang tidak pasti dengan InCorp. Read Full Bio Daris Salam COO Indonesia at InCorp Indonesia With more than 10 years of expertise in accounting and finance, Daris Salam dedicates his knowledge to consistently improving the performance of InCorp Indonesia and maintaining clients and partnerships.